Cerita Tentang gowes bersama Ngoper Pedal, tak kan pernah berakhir, selalu ada cerita lucu, seru, menegangkan kadang juga menyebalkan. Konsep gowes atau bersepeda di katagori XC ride ( Blusukan ) biasa pesepeda sebut. Selalu menyisakan cerita cerita panjang bagi yang bergabung dengan Komunitas Ngoper Pedal.
" Dok.file - Ngoper Pedal "
Flyer yang dipublish di beberapa media sosial milik Ngoper Pedal, dari Instagram, Facebook dan lain lain. Seolah olah tak menarik bagi kalangan goweser. Gowes Bareng dengan tema " CISALADA EXTENSION", mungkin dianggap sebuah lelucon saja atau gowes tak jelas. Atau bahkan terlalu bosan gowes ke Cisalada atau Cianten. Penulis sendiri sudah 7 kali gowes ke Cisalada dan Cianten via jalur berbeda.
Penulis yang sekaligus penggagas acara Gowes Bareng Cisalada Extension, sengaja memberi tema tersebut, karena jalur yang dipakai adalah jalur yang termasuk ekstrim untuk pemula. Dimana jalur Cisalada menuju Cianten via Kampung Muara memiliki beberapa tanjakan dengan gradien lumayan antara 20-25 derajat, bahkan ditengeari mencapai 30 derajat, dengan elevasi 1000 MDPL.
Minggu, 8 Juni 2025 adalah Hari-H kegiatan gowes itu, tercatat awal 15 orang, akhirnya fiks tersisa 7 orang, Saya ( Penulis ), Om Bit, Om Aries, Pak Dhe ( panggilan akrab Tumenggung Yoksodipuro ), Om Edo, Nte Rima ( istri Om Aris) dan Nte Karlove, ditambah Kang Dadang dan Kang Dodi, goweser Leuwliang yang ikut gabung.
Oya, satu lagi sampe tikum Karacak, batal ikut, Om Karsadi, ternyata ketinggalan Ban depan saat loading. Jadinya batal dan membuat cerita lucu, Mau Gowes bannya sampai ketinggalan, alamak..!!
![]() |
| " Dok.file - Ngoper Pedal " |
09.37 dimulailah perjalanan Cisalada Extension, dengan diawali doa bersama.
Start awal mulai menanjak hampir 2 km, menuju arah Curug Cikuluwung di Cikalong Kulon. Sebuah pipa air bikinin Belanda sebagai aliran air pembangkit listrik yang dibuat jaman Belanda tertanam dalam tanah kedalaman 5 - 7 m membelah bukit. Sungguh sebuah tehnologi jaman baheula yang susah dipahami. Dam pertama penampungan air kita jdikan sport foto. Om Bit yang special cari moment foto tak menyia nyiakan kesempatan. Foto bersama, yang biasa disebut foto keluarga juga dilakukan diatas Dam PLTU Karacak.
Perjalanan lanjut menuju Desa Ciasmara, yang saat itu persawahan sedang menghijau.
Sebelum memasuki Desa Ciasmara sempat trouble, Om Aries yang hampir 2 bulan nggak gowes sempat mengalami lemes dan kunang kunang, mungkin start awal yang kurang pemanasan dan jalur nanjak. Membuat nafas ngos ngosan, namun tak lama Om Aries nyusul dan berjalan semampu kekuatan saja full variasi gowes dan dorong.
Selepas Ciasmara, mulai masuk Desa Purwabakti, kita memasuki kawasan Desa Wisata Sawah Terasering Cisalada. Sebuah Persawahan yang dianggap ubudnya Bogor.. karena memiliki kontur persawahan berundak mirip Ubud, Bali.
Mudahkah jalur menuju Sawah Terasering dengan Sepeda ?
![]() |
| " Dok.file - Ngoper Pedal " |
Disinilah letak keseruan gowes Cisalada Extension, begitu memasuki wilayah Cibunian, kita akan disambut tanjakan dengan gradien 20-25 sepanjang 2 km.
Beberapa kawan tersentak dan kaget sehingga terpaksa harus dorong sepeda. Om Bit yang memang luar biasa ditanjakan terlihat lancar dan mulus sampe ke jalur datarnya. Om Aries yang masih belum pulih terpaksa dorong bareng bersama istri, Nte Karlove dengan Federalnya hanya sampai setengah. Lain hal Kang Dadang dan Kang Dodi nampak asik saja menanjak, mungkin karena terbiasa dengan jalurnya.
Disinilah kita mulai menemukan sesuatu yang indahdalam bersepeda, tanjakan yang panjang sejak kampung Muara menuju ke PLTU Chevron di Cianten. Jalur sepanjang 5 Km, hanya 2 - 3 kali datar dan turun sedikit, sianya adalah tanjakan berat.
Pak Dhe yang biasa ikut Bromo Kom sampai ngedumel dengan khasnya candaan orang Jawa Tengah.
" Wes dalanae ora umum..munggah medun ora karuan...mending tunun.."
Saya dan yang lainpun tertawa mendengar ocehan pak Dhe.
Nte Karlove dan Nte Rima, dua perempuan yang ikut, hanya tertawa juga sambil tetap asik dorong sepeda ke atas Bukit Cianten yang tinggil menjulang depan mata.
![]() |
| " Dok.file - Ngoper Pedal " |
Hampir 1 jam kita gowes menapaki jalur menanjak menuju Bukit Bintang Cianten, dan akhirnya sampelah di Perkebunan Teh Cianten, yang masuk wilayah PTPN VIII. Dan senyumpun mengembang saat memasuki kawasan Kebun Teh yang menghampar luas dengan hijaunya. Dan terlihat sekeliling pegunungan yang Indah.
" Gue lega deh sampe sini, tinggal turunan.." kata Nte Rima, setelah saya jelaskan, kalo ini adalah Puncak Bukit atau Gunung yang kita tuju.
Perjalanan dilanjutkan dengan turun menuju ke warung Legendaris Pesepeda di Cianten, Warung Mang Ujang. Hampir semua para pesepeda gunung akan tahu Mang Ujang, kalo pernah ke Cianten.
Sebuah warung makan kecil, dipinggir jalan jalur Leuwiliang ke Pelabuhan Ratu, tepatnya di desa Purasari, Cianten. Disitulah dijadikan shelter para pesepeda start atau finish dan istirahat saat berepeda di daerah Cianten.
Kesempatan langka buat kawan kawan yang belum pernah ketemu Mang Ujang, untuk bisa foto bareng.
Istirahat 20 Menit untuk minum di warung Mang Ujang.
Selesai istirahat, dilannjutlah kita menikmati bonus setelah nanjak untuk kembali ke PLTU Karacak, tempat awal berangkat.
Menikmati bonus turunan tentu adalah hadiah terindah, apalagi Om Aries dan istrinya Nte Rima yang hari itu pake fullsus, Bonus depan mata sangat asik, Namun diluar itu justru musibah buat Nte Rima, keasikan menikmati turunan sehingga speeda menjadi kencang, walhasil karena jalan yang jelek, akhirnya terpeleset dan jatuh, alhamdulillah hanya luka ringan tak tidak mengkhawatirkan.
![]() |
| " Dok. File - Ngoper Pedal " |
Tak lengkap memang saat jatuh tanpa ada foto, hingga kadang mucul lelucon, kalo kawan jatuh yang pertama dilakukan adalah pemotretan dulu.
Kembali melanjutkan perjalanan ke arah Puraseda, rencana saya akan masuk ke desa Cisarua, Puraseda, namuin karena menjelang jam 5, terpaksa saya batalkan dan langsung menuju tempat start.
Sungguh waktu yang terlalu cepat, untuk menikmati keindahan alam bersepeda, tak terasa magribpun tiba. Tepat 17.30. kami finish di kantor PLTU Karacak.
Kumpul kembali 7 orang dari 9 oang, Kang Dadang dan Kang Dodi, balik ke Leuwiliang. Rombongan kami yang loading di kantor PLTU, bebenah untuk loading sepeda.
Cerita tentang sepedaan tak akan pernah berakhir, cerita seru, lucu, menegangkan dan tentunya mengasikan saat bersepeda, akan datang kembali diwaktu mendatang.
Diakhiri foto bersama depan kantor PLTU Karacak, kita kembali ke Jakarta dengan ceritanya masing masing.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar