Rabu, 21 Mei 2025

JELAJAH Cianjur Selatan Lewat Jalur Eksotis Naringgul ( Bag.2 )

" Dok. file - Ngoper Pedal "

Perjalanan menuju Cidaun dari Curug Ceret Naringgul menyisakan jarak kurang lebih 28 Km. Kami tinggal  delapan orang, karena Om Zul harus balik ke Rest area Naringgul untuk mengambil mobil.

Sepeda istri saya yang kebetulan RDnya ngadat terpaksa harus diloading. Walhasil, saya terpaksa menggunakan sepeda Om Zul. Beryukur, sepeda Om Zul rupanya lebih makyus, dengan 12 speed yang juga frame ringan carbon membuat saya makin nyaman saat nanjak.

Rupanya drama tanjakan Naringgul belum habis juga. 

" Dok. file - Ngoper Pedal "
Selepas Curug Ceret Naringgul jalan masih menanjak bahkan cenderung naik terus dengan gradien rendah.

Walau lelah dan laper tak membuat kendur Nte Derty, bahkan terlihat makin semangat untuk menaklukan jalur Naringgul - Cidaun .Dari google jalur  Naringgul - Cidaun ini terbaca  hampir 70% turunan, namun faktanya data google kami anggap tidak akurat. Hampir seimbang antara turun dan naik. Memang tak salah Naringgul adalah turun - naik., Om Ari yang memang terbiasa long ride dengan jalur jalur tanjakan sudah lepas duluan, menyisakan tujuh orang. Istri saya juga sempat mengalami kram dan terseok- seok, hanya om Bit, Om Edy, Om Priyo ( suami nte Derty ) dan Pak Badri yang kebetulan pensiunan tentara masih terlihat semangat dan segar.

" Katanya nggak ada tanjakan lagi, tapi nyatanya banyak banget tanjakan ," seloroh NteDerty 

" Dok.file - Ngoper Pedal "

lantaran sepanjang Curug Ceret masih ada  tanjakan dan nggak habis habis.

" Dok.file - Ngoper Pedal "
Drama Tanjakan Cikondang Yang Menyisakan Kepedihan


Melewati jalur rolling kota kecil Naringgul masih tetap bisa tersenyum walau pahit, namun indahnya pemandangan selama perjalanan membuat rasa capek menjadi hilang.

Setelah tanjakan lumayan panjang, kami sampailah di Tebing Shotcrete, sebuah dinding penahan longsor yang menjadi spot foto yang indah, lantaran background belakang adalah lembah dan pegunungan sepanjang Naringgul.

Berfoto ria adalah suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan, bahkan pengambilan video yang dilakukan om Yudi juga menjadi wajib. Menanjak ringan dari tikungan menuju arah Tebing Shotcrete. 

" Dok. file - Ngoper Pedal "
Kami sempat istirahat sebentar di Tebing Shotcrete.

Setelah melewati Tebing Shotcrete, perjalanan dilanjutkan, kali ini perjalanan kita mulai menemukan keindahan Naringgul, kami menyusuri tebing gunung sebelah kiri, dan kanan adalah jurang dengan view pegunungan.

Delapan Kilometer setelah Curug Ceret inilah, kami menemukan sensasi dahsyat, Tanjakan
Cikodang dengan gradien kira kira 30 derajat, yang sebelumnya diawali dengan tikungan tajam turun panjang, kami disambut Tanjakan Cikondang.

Om Bit melaju dengan cepat ke atas, disusul Om Edy, dan Pak Badri, saya sendiri memang sengaja separuh tanjakan dan berhenti untuk memvideokan kawan kawan.

Istri saya dan Nte Derty sempat melaju , namun karena tanjakan yang lumayan berat, terpaksa harus berjalan pelan.

" Dok. file - Ngoper Pedal "

Petualangan kembali dilanjutka nmasih dengan kondisi jalan rolling, namun hal yang sangat dinantikan akhirnya kita temukan. Sport foto Malati, sebuah jalan yang bergelombang panjang  dan sedikit berkelok yang menjadi salah satu ikon Naringgul kita temukan.

" Dok.file - Ngoper Pedal "

Om Zul rupanya sudah stand by diujung tanjakan spot foto Malati, moment paling syahdu adalah spot foto Malati ini, jalan rolling aspal yang bersih dan halus.

Nafaspun rupanya tersengal juga, Om Edy dan Om Bit nampak masih bertahan dengan performanya, dua wanita istri saya dan Nte Derty juga masih semangat, walau nafas sudah mulai surut.

"  Dok. file - Ngoper Pedal "
Jalan nanjak masih saja ditemukan namun tidak terlalu berarti. Dan kembali sebuah keindahan Naringgul ditemukan Leweung Mangun, sebuah tebing gunung yang dibuat jalan, nampak gagah menghadang kami. Namun justru keindahan itulah menjadi penyemangat. Hujan turun sangat deras dan kadang berhenti, kembali gerimis dan berhenti.

Namun sayang, menjelang batas Naringgul dan Cidaun, Om Ari ( Ariwandi Hamid ) terpaksa harus dievakuasi, rantai sepeda putus dan tidak tertolong lagi untuk disambung. Disini Om Bit, sempat berkelakar, kalau Om Ari sebenarnya udah tidak mau gowes lagi, putus rantai hanyalah alasan belaka.

Memasuki perbatasan Kecamatan Cidaun, rupanya menjadi sebuah bonus tersendiri. Awan cerah dan mataharipun tersenyum, sore yang cerah menjadi penutup perjalanan Naringgul - Cidaun sejauh kurang lebih 42 KM.

" Dok.file - Ngoper Pedal "

Mentari sore menyambut dengan hangat di Cidaun

Cuaca sore itu menyambut kedatangan kami sembilan orang goweser dari Jakarta, laut yang indah menyapa dari atas turunan terakhir Cidauan. Tujuan kami adalah pantai sekitar Cidaun. 

Sampailah pertigaan Cidaun, kami berunding, karena tim pertama Om Zul, Om edy dan Pak Badri ada rencana lain, lanjut CurugCitambur, kami berenam, mau menikmati sunsite di pantai.

Kamipun berpisah, Tim satu ke Curug Citambur, Tim Dua, lanjut ke Pantai Tambak Piring.

" Dok.file - Ngoper Pedal "
Menjelang magrib kami berenam sampaelah di Pantai Tambak Piring, namun sayang tenggelamnya mentari di ufuk barat sempat kami saksikan hanya sisa sisa rona mera  Tepat jam 18.30 kamipun kembali ke Jakarta, melalui jalur Tengah Sindang Barang menuju Sukanegara, dan lanjut ke Cianjur.

Sebelum kembali ke Jakarta kami menikmati makan malam di kota kecil, Kec. Sindang Barang. Selesai makan malam, kami cus, kembali ke Jakarta.

Alhamdulillah, kami sampai di Jakarta kurang lebih Pukul 02.00 dini hari. ( Selesai)

Kisah kisah petualangan sepeda ini, dapat anda ikuti di  https://ngoperpedalnews.blogspot.com  dan facebook  Ngoper Pedal atau Ig.Ngoper Pedal







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Naik Gunung Pilar Yang Kayak Punggung Naga Pakai Sepeda ( Bag.-2 Selesai )

" Dok.file Ngoper Pedal "  M elanjutkan ceita bersepeda naik ke Gunung Pilar sangatlah panjang, apabila dibuat berseri atau bebera...