![]() |
| " Dok.-file Ngoper Pedal " |
Sabtu, 17 Mei 2025 menjadi sebuah cerita baru petualangan sepeda Komunitas Sepeda Ngoper Pedal. Desa Naringgul, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur menjadi lokasi dan tujuan bersepeda. Sembilan cyclist dua wanita dan tujuh pria berangkat dengan menggunakan dua kendaraan. Tim pertama terdiri Om Edy, Om Zul yang akran di panggil Ketumport, lantaran adalah ketua Komunitas Sahabat Portugal dan Badri yang menjadi partnernya. Bertiga lebih dulu berangkat dan menginap di Villa Bukit Senyum Rancabali.
Tim kedua yang berangkat after office, Imam ( penulis ) Om Bit, Om Priyo, Om Ariwandi ( Suhu kita ), Nte Derty dan Yuns ( istri saya ) menyusul, dengan kijang Towing yang disewa dari sahabat goweser juga yang akrab disapa Ki Lurah dari Komunitas Jamak.
Lepas landas dari kawasan Kukusan, Depok lanjut tol dalam kota dan masuk Tol menuju arah Bandung dan keluar di Soreng. Keluar tol Soreang menyusuri jalan Soreang - Ciwidey dan masuk kawasan Wisata Villa Bukit Senyum, tepat jam 01.40 kita parkir di Villa. Udara dingin menjelang pagi membuat kita tidak bisa tidur, hanya rebahan dan selonjoran saja.
![]() |
| " Dok. file - Ngoper Pedal " |
Rupanya semua merasakan hal yang sama, dan memaksa tidur ayam, fajar pun menjelang, kemudian sholat shubuh dan bersiap menuju perbatasan Bandung - Cianjur. Dari batast kota inilah yang sekaligus menjadi ikon Naringgul kita start.
Amunisi tenaga diisi di rest area Naringgul, sarapan dan tentunya persiapan sepeda unloading yang di gawangi Om Yudi dari Jamak yang didapuk menjadi crew.
Dingin pagi itu masi menerpa, kabutpun masih bergelanyut dilangit.
Sembilan cyclist atau goweser telah bersiap untuk start, diawali dengan doa, kamipun langsung cus..
Imam sebagai marshall dan videografer meluncur kebawah duluan untuk mengabadikan moment yang yang sangat berharga. Satu persatu pun meluncur menapak turunan tajam pohon pinus Naringgul yang samar samar sudah diterpa mentari pagi.
Berjalan hampir 5 km, kami sembilan orang masih tersenyum dan tertawa, karena jalan yang menurun.
Menjelang kilometer 7, drama pesepeda pun dimulai. sebuah tanjakan dengan gradien rendah menjadi sarapan pertama. Belum ada keluhan berarti ditanjakan pertama, semua masih semangat.
![]() |
| " Dok.file - Ngoper Pedal " |
Target gowes pepotoan di jalur Naringgul bener benar tidak bisa dilewatkan, Om Bit yang jago cari view keren, nggak bisa sedikitpun lihat pemandangan. Cus, kamera langsung jepret.
Cerita sedih pun dimulai, kilometer 9 di desa Balegede, menjadi sebuah episode yang menyebalkan, sebuah tanjakan panjang dan berkelok menjadi sarapan yang indah, tanjakan panjang tersebut mulai menggerus kerongkongan. Om Edy, Om Zul yang memang dari sisi usia sudah lumayan terlihat mulai menahan napas, beda dengan Om Bit dan Om Ari yang memang biasa longride, masih terlihat senyum manisnya melalap tanjakan gradien rendah panjang hampir 1 kilometer.
Target pitstop pertama adalah RM Panorama Naringgul yang masih berada di desa Balegede.
Tak lama kira kira di kilometer 12 menurut catat om Ariwandi, sampailah kita di RM Panorama.
RM Panorama Naringgul adalah rest area para traveler baik roda dua dan empat istirahat dan menikmati view yang indah. Pegunungan membentang dengan Curug yang terlihat warna putih dari kejauhan dan jalan dibawah yang terlihat berkelok sangat indah.
Kami sempat membahas pengambilan video dari atas RM Panorama. Kesempatan yang jarang bersepeda di Naringgul tentu tidak akan melupakan moment indah.
" Ogah gua kalo disuruh gowes kesini lagi...cukup sekali ajahh." kelakar Derty yang ikut dan status masih pemula.
Perjalan yang asik menapak jalan berkelok meliuk namun mulus asplanya menjadikan lelahpun terasa menghilang.
Tak ada moment yang disia siakan, setelah pengambilan video dari atas RM Panorama, drama tanjakan pun masih berlanjut. Tanjakan kedua maish di Balegede menyambut kedatangan kami sembilan orang. Namun dengan semangat membara, masih bisa diatasi, walau kadang Yuns ( istri saya ) agak terseok, karena sempat kram lantaran dua bulan nggak gowes jauh.
Lepas dari RM Panorama, kamipun masih menapaki jalan rolling, naik turun sesuai dengan nama Naringgul yang dalam bahasa Indonesia adalah naik turun.
Balegede pun dilewati dengan turunan tajam menuju sungai Cipandak. Sungai dengan air bening mengalir cukup deras sangat mempesona. Tentu kesempatan foto tak akan disiakan, semua goweser berfoto bareng dengan view sungai Cipandak.
![]() |
| " Dok.file - Ngoper Pedal " |
Akankah drama tanjakan Naringgul berakhir ?
Selepas desa Balegede adalah Desa Sukabakti, rupanya Sungai Cipandak yang menjadi batas desa Balegede dan Sukabakti menjadi saksi bisu drama tanjakan ketiga dimulai.
Jalan lurus menanjak dengan gradien sedang memaksa semua goweser terseok seok, kecuali Om Bit dan Om Ari yang memang selalu melalap tanjakan dengan sepedanya yang special.
Curug Ceret Naringgul yang oleh sebagaian orang disebut mirip air Terjun Lembah Anai di Singgalang, Tanah Datar. Sumatera Barat menjadi tempat pitstop kami.
Perjalanan menuju Curug Ceret yang dimulai dari Jembatan Sungai Cipandaka, hanya rolling rolling saja dengan view kanan kiri perbukitan yang indah, jalan halus membuat tidak terlalu berarti bagi kawan kawan .
Tetap dengan diirngi canda dan tawa, karena sesuai info awal, bahwa route Naringgul - Cidaun dari data google cenderung turun. Hampir 30 menit perjalanan menuju Curug Ceret kita lalui. Mendung nampak mulai menggelayut, namun tetap tidak menyurutkan langkah menuju ke Cidaun.
Sampailah di Curug Ceret, kami melakukan rehat, Om Zul ( Tumport akrab disapa ) Om Edy dan Pak Badri yang pagi hanya makan cemilan, rupanya tak kuasa menahan lapar.
Setelah terkuras di Balegede, akhirnya sepiring nasi dan Sop ala masakan Sundapun disantap dengan lahap. Sebuah Rumah Makan satu satunya berada didepan Curug Ceret.
Curug Ceret yang saat itu memang airnya kecil nampak kurang indah, namun moment kehadiran di Curug Ceret tetap tidak disia siakan.
![]() |
| " Dok.file - Ngoper Pedal " |
Beberapa temen sempat beristirahat, karena kebetulan mobil Om Edy diparkir di rest area Naringgul. Om Zul terpaksa harus balik dan ambil mobil. Secara kebetulan juga, sepeda istri saya ada trouble di RDnya yang ngadat, terpaksa sepeda harus loading dan saya menggunakan sepeda Om Zul.
30 menit kami istirahat di Rumah Makan satu satunya di Curug Ceret, yaitu RM Abah Japar, kamipun melanjutkan kembali route Naringgul - Cidaun sesi kedua.
Kembali bersiap untuk gowes menuju ke Cidaun, kami tinggal 8 orang, minus om Zul yang terpaksa harus ambil mobil ke rest area Naringgul. ( bersambung bag. 2 )





Tidak ada komentar:
Posting Komentar