Jumat, 04 Agustus 2023

Serunya Gowes Menuju Negri Diatas Awan, Citorek Kidul, Kab. Lebak, Banten

 


 

Sabtu, 22 Juli 2023, serombongan pesepeda dari Jakarta Selatan berjumlah 6 orang, begitu asik bercengkerama dengan teriknya matahari Kampung Cipanas, Lebak. Tujuan mereka adalah Negri diatas awan, CitoreklKidul.

" Foto dokumen file Ngoper Pedal "

Komunitas sepeda Ngoper Pedal, yang digawangi oleh Imam Ente, bersama rombongan Muis, Warsum. Cherry, Yuni dan Sofian menyambangi Desa Wisata Citorek. Sebuah Desa yang viral lantaran awan yang menyelimuti pegunungan setiap pagi sejak kira kira jam 06.00 sampai dengan jam 09.00. Sehingga kita merasakan seolah olah berada diatas awan yang indah. Belum lagi dengan kemunculan mentari pagi dengan rona merahnya. Menambah indahnya pemandangan.

Bagi sebuah komunitas sepeda, hadir menyambangi ke Negri Diatas Awan, Citorek Kidul, adalah sebuah keharusan. Dengan track yang menyajikan segala keindahan dan variasi yang menantang, sangat cocok buat para pesepeda yang memang hobby berpetualang.

Jalan yang cenderung turun naik dengan sudut kemiringan yang berbeda beda, dari yang rendah kisaran 15 derajat, hingga 35 derajat akan ditemukan sepanjang perjalanan.

Hutan Industri dengan pohon sengon, makin membuat pemandangan terlhat indah. Apalagi saat pagi menguning, makin eksotis pemadangan yang kita lihat dari kejauhan. Hamparan perbukitan yang dilalui sepanjang jalan menuju ke Citorek Kidul membuat lengkap keindahan alam semesta do wilayah Lebak, Propinsi Banten ini.

" Foto dokumen file Ngoper Pedal "

Imam selaku koordinator kegiatan bersepeda Ngoper Pedal ini mengatakan pada kontributor Cerita Depok, “

Saya tidak akan bosen untuk bersepeda ke tempat, bulan Juli sendiri, sudah dua kali, kenapa Minggu ini datang kembali, persawahan di Desa Citorek saat ini sedang menguning dan siap dipanen.”

“ Menurut informasi, Senin, 24 Juli 2023, akan diadakan panen masal, tentunya makin seru karena akan didatangi para pejabat pemangku adat di wilayah desa desa sekitar Citorek, dan sekaligus diadakan upacara adat panen,” imbuh Imam.

 

Bersepeda menanjak di pegunungan memang terasa berat, dua peserta wanita Cherry dan Yuni, bahkan berkali kali sempat berhenti dan turun sepeda untuk mendorong.

Diperkirakan ada 10 sampai 12 tanjakan dengan sudut kemiringan antara 30-35 derajat, harus dilalui, tak hanya tanjakan, turunan tajampun juga menghadang didepan para pesepeda. Seperti menjelang Desa Cibolang, turunan tajam sepanjang hampir 1 km, untuk meminimalkan tingkat resiko, pesepeda cewek terpaksa harus dituntun.

Keindahan sepanjang perjalan makin lengkap saat melintas di Jembatan “ Megah” Ciberang. Jembatan dengan konstruksi baja, tinggi menjulang kira kira 20 Meter. Tentunya tak disia siakan, jembatan tersebut menjadi spot foto yang indah.

 

Beratnya medan dan track yang menanjak terus, memaksa para pesepeda harus dieavakuasi dengan mobil pick.

“ Kami tidak mau memaksakan diri untuk terus keatas dengan sepeda, karena memaksakan diri bisa membuat fatal dan beresiko, “ Ucap Warsum, Yuni dan Cherry kompak.

Sofian, yang lebih dahulu jalan dan sampai dilokasi Negri diatas awan, tanpa dievakuasi,mengaku sangat senang dan bangga bisa mengayuh sepeda sampai ke atas bukit.

“ Pokoknya nggak nyesel kalo ke Citorek, yang nyesel itu kalo nggak ke Citorek, “ seloroh Sofian sambal tertawa senang, karena berhasil mencapai puncak Negri diatas awan.

Kebahagian para pesepeda yang ditandai dengan senyum dan tawa  serta canda riang, tentunya menjadi maklum. Perjuangan tertatih tatih sepanjang 40 KM, terbayar lunas.

Malampun tiba dan saatnya beristirahat..


Pagi menjelang, sehabis subuh adalah saat yang dinanti nantikan, datangnya awan putih yang menyelimuti perbukitan di Citorek Kidul inilah, sebuah hadiah yang tak ternilai.

Menjelang jam 06.00, pelam pelan warna merah merona menyembul dari ufuk timur tepat berada diantara dua bukit menjulang yang beralas awan putih muncul.

Puluhan wisatawan local yang hadir, siap menanti dan memanfaatkan moment yang berharga ini dengan berfoto ria.

“ Alhamdulillah puji syukur, kita bisa menikmati indahnya alam ciptaan Yang Maha Kuasa,” ucap Muis salah satu pesepeda Ngoper Pedal yang usianya sudah lumayan namun masih mampu bersepeda jauh.

 

Dengan menghilangnya awan putih yang menyelimuti perbukitan, rombongan pesepeda Ngoper Pedal, kemudian bersiap untuk kembali ke titik start yang berada di desa Cipanas, dan melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta. (  Penulis- Imam Ente )

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Naik Gunung Pilar Yang Kayak Punggung Naga Pakai Sepeda ( Bag.-2 Selesai )

" Dok.file Ngoper Pedal "  M elanjutkan ceita bersepeda naik ke Gunung Pilar sangatlah panjang, apabila dibuat berseri atau bebera...