Sabtu, 22 Juli 2023, serombongan pesepeda dari Jakarta Selatan berjumlah 6 orang, begitu asik bercengkerama dengan teriknya matahari Kampung Cipanas, Lebak. Tujuan mereka adalah Negri diatas awan, CitoreklKidul.
![]() |
| " Foto dokumen file Ngoper Pedal " |
Komunitas
sepeda Ngoper Pedal, yang digawangi oleh Imam Ente, bersama rombongan Muis,
Warsum. Cherry, Yuni dan Sofian menyambangi Desa Wisata Citorek. Sebuah Desa
yang viral lantaran awan yang menyelimuti pegunungan setiap pagi sejak kira
kira jam 06.00 sampai dengan jam 09.00. Sehingga kita merasakan seolah olah
berada diatas awan yang indah. Belum lagi dengan kemunculan mentari pagi dengan
rona merahnya. Menambah indahnya pemandangan.
Bagi
sebuah komunitas sepeda, hadir menyambangi ke Negri Diatas Awan, Citorek Kidul,
adalah sebuah keharusan. Dengan track yang menyajikan segala keindahan dan
variasi yang menantang, sangat cocok buat para pesepeda yang memang hobby
berpetualang.
Jalan
yang cenderung turun naik dengan sudut kemiringan yang berbeda beda, dari yang
rendah kisaran 15 derajat, hingga 35 derajat akan ditemukan sepanjang
perjalanan.
Hutan
Industri dengan pohon sengon, makin membuat pemandangan terlhat indah. Apalagi
saat pagi menguning, makin eksotis pemadangan yang kita lihat dari kejauhan.
Hamparan perbukitan yang dilalui sepanjang jalan menuju ke Citorek Kidul
membuat lengkap keindahan alam semesta do wilayah Lebak, Propinsi Banten ini.

" Foto dokumen file Ngoper Pedal "
Imam selaku koordinator
kegiatan bersepeda Ngoper Pedal ini mengatakan pada kontributor Cerita Depok, “
Saya tidak akan bosen
untuk bersepeda ke tempat, bulan Juli sendiri, sudah dua kali, kenapa Minggu
ini datang kembali, persawahan di Desa Citorek saat ini sedang menguning dan
siap dipanen.”
“ Menurut informasi,
Senin, 24 Juli 2023, akan diadakan panen masal, tentunya makin seru karena akan
didatangi para pejabat pemangku adat di wilayah desa desa sekitar Citorek, dan
sekaligus diadakan upacara adat panen,” imbuh Imam.
Bersepeda menanjak di pegunungan
memang terasa berat, dua peserta wanita Cherry dan Yuni, bahkan berkali kali
sempat berhenti dan turun sepeda untuk mendorong.
Diperkirakan ada 10 sampai 12
tanjakan dengan sudut kemiringan antara 30-35 derajat, harus dilalui, tak hanya
tanjakan, turunan tajampun juga menghadang didepan para pesepeda. Seperti
menjelang Desa Cibolang, turunan tajam sepanjang hampir 1 km, untuk
meminimalkan tingkat resiko, pesepeda cewek terpaksa harus dituntun.
Keindahan sepanjang perjalan
makin lengkap saat melintas di Jembatan “ Megah” Ciberang. Jembatan dengan
konstruksi baja, tinggi menjulang kira kira 20 Meter. Tentunya tak disia
siakan, jembatan tersebut menjadi spot foto yang indah.
Beratnya medan dan track yang
menanjak terus, memaksa para pesepeda harus dieavakuasi dengan mobil pick.
“ Kami tidak mau memaksakan diri untuk terus keatas dengan sepeda,
karena memaksakan diri bisa membuat fatal dan beresiko, “ Ucap Warsum, Yuni dan
Cherry kompak.
Sofian, yang lebih dahulu jalan
dan sampai dilokasi Negri diatas awan, tanpa dievakuasi,mengaku sangat senang
dan bangga bisa mengayuh sepeda sampai ke atas bukit.
“ Pokoknya nggak nyesel kalo ke Citorek, yang nyesel itu kalo nggak ke Citorek, “ seloroh Sofian sambal tertawa senang, karena berhasil mencapai puncak Negri diatas awan.
Kebahagian para pesepeda yang
ditandai dengan senyum dan tawa serta
canda riang, tentunya menjadi maklum. Perjuangan tertatih tatih sepanjang 40
KM, terbayar lunas.
Malampun tiba dan saatnya beristirahat..
Pagi menjelang, sehabis subuh
adalah saat yang dinanti nantikan, datangnya awan putih yang menyelimuti
perbukitan di Citorek Kidul inilah, sebuah hadiah yang tak ternilai.
Menjelang jam 06.00, pelam pelan
warna merah merona menyembul dari ufuk timur tepat berada diantara dua bukit
menjulang yang beralas awan putih muncul.
Puluhan wisatawan local yang
hadir, siap menanti dan memanfaatkan moment yang berharga ini dengan berfoto
ria.
“ Alhamdulillah puji syukur, kita bisa menikmati indahnya alam ciptaan
Yang Maha Kuasa,” ucap Muis salah satu pesepeda Ngoper Pedal yang usianya sudah
lumayan namun masih mampu bersepeda jauh.
Dengan menghilangnya awan putih
yang menyelimuti perbukitan, rombongan pesepeda Ngoper Pedal, kemudian bersiap
untuk kembali ke titik start yang berada di desa Cipanas, dan melanjutkan
perjalanan kembali ke Jakarta. ( Penulis- Imam Ente )


Tidak ada komentar:
Posting Komentar